Minggu, 11 Desember 2011

Penjelasan

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Terima Kasih Ya Allah atas KasihMu yang luar biasa tak terhingga...

Pernahkah rekan sekalian merasa 'galau' atas sebuah perasaan, dugaan dan kemampuan?
Tunggu,
Galau menurut penafsiranku pribadi adalah keadaan dimana kita terperangkap antara dugaan yang kita khayalkan dengan kenyataan yang sebenarnya.

Permisalannya, bayangkan Anda tertarik pada sehelai baju yang Anda lihat di etalase sebuah toko. Toko tersebut terlihat ekslusif dengan penataan interior yang menawan. Namun tak ada satu informasipun yang bisa Anda dapatkan tentang harga baju yang Anda taksir kecuali Anda masuk dan bertanya langsung pada sang pramuniaga. Sayangnya, Anda merasa minder duluan karena berpikiran bahwa uang yang Anda miliki tidak akan cukup untuk membeli baju tersebut. Dan Anda takut untuk merasakan kekecewaan apabila Anda tahu bahwa harga baju tersebut memang melampaui kemampuan Anda untuk membelinya. Tapi Anda juga penasaran akan harga baju tersebut, siapa tahu baju tersebut sesuai dengan jumlah yang Anda miliki saat itu.
Posisi demikianlah yang aku sebut dengan 'galau'. Dimana kita ingin mengetahui sesuatu yang membuat kita penasaran, namun kita takut menghadapi kenyataan apabila tidak sesuai dengan kenyataan.
Berdasarkan pelajaran hidup yang saya terima, saran saya adalah; MASUKLAH ke toko itu dan TANYALAH harganya. Itu akan membuat hati Anda lega. Percayalah.

Jika harga baju tersebut terlalu mahal untuk ukuran dompet Anda sekarang, Anda akan lega dan tahu berapa kekurangan yang harus Anda perjuangkan.

Jika harga baju tersebut ternyata sanggup Anda beli pada saat itu juga, saya sangat yakin Anda akan merasa jauuuuuh lebih lega.

Konsep ini sudah aku terapkan dan insya Allah berhasil. Tidak mudah untuk mengetahui apa yang ada di hati dan pikiran seorang manusia. Tidak ada cara lain selain mempertanyakan hal tersebut secara langsung. Agar hati terhindar dari suudzon (berburuk sangka). Juga menghindari pemaksaan tanpa kesengajaan terhadap orang yang ingin kita jaga hatinya. Manusia itu makhluk berotak yang sangat egois dan selalu berusaha menjadikan manusia lain untuk mengerti dirinya dan menghargai dirinya. Saking egoisnya, manusia itu juga lupa bahwa yang dia tuntut itu adalah seorang manusia juga. Sama-sama manusia yang pastinya memiliki konsep dan naluri yang sama. Sama-sama egois. hehe.
Jadi, sebelum maksa-maksa orang buat ngertiin kita atau makasa-maksain pikiran kita bahwa orang tersebut sayang sama kita, lebih baik tanya dulu gih sana, dia sayang sama kita ga? dia mau ga sayang sama kita? mau ga ngertiin kita? Kalau jawabannya tidak, introspeksi diri bahwa mungkin kamu bukan orang yang mereka butuhkan/inginkan. Kalau jawabannya iya, maka bersyukurlah dan saling menjaga agar tidak timbul pertikaian.
Hmm... inget ya, nanyanya juga harus baik-baik dan jangan maksain jawabannya jadi 'iya' kalau memang jawabannya 'tidak' ;)